Tanaman Ganja Juga dipakai untuk bumbu penyedap masakan. Dari situs kapal Cina dan Viking kuno ditemukan sisa-sisa ganja yang telah digunakan selama berabad-abad lalu. Temuan ini melaporkan bagaimana perjalanan mariyuana melintasi dunia.
Dalam laporan temuan tersebut, Barney Warf—anggota penelitian—mengungkap bagaimana penggunaan ganja yang berasal dari ribuan tahun lalu di Asia. Sejak saat itu, tanaman ini menyebar ke berbagai daerah, termasuk daratan Benua Amerika.
“Secara luas selama masa pramodern mariyuana digunakan sebagai obat dan tanaman spiritual,” kata Warf, yang juga seorang profesor geografi sejarah di University of Kansas, seperti dikutip dari Livescience, Selasa, 21 Oktober 2014.
Dia memberi contoh Viking dan masyarakat Prusia kuno (sekarang Jerman) menggunakan ganja untuk menghilangkan rasa sakit saat melahirkan dan sakit gigi. Teori bahwa ganja adalah tanaman “jahat”, menurut Warf, baru muncul belakangan. “Pandangan tersebut merupakan ‘anomali sejarah’.”
Warf mengatakan ada dua subspecies akrab ganja. Pertama adalah Cannabis sativa, yang dikenal sebagai ganja dengan kandungan zat psikoaktif. Jenis kedua ialah Cannabis sativa L(L merupakan nama untuk menghormati ahli botani Carolus Linneaus). Subspesies ini merupakan bentuk nonpsikoaktif ganja. Sebaliknya, jenis ini sering digunakan untuk membuat bahan bakar minyak dan kain.
Spesies psikoaktif lainnya ialah jenis Cannabis indica. Tanaman jenis ini diidentifikasi oleh naturalis asal Prancis, Jean-Baptiste Lamarck. Jenis psikoaktif ketiga yang jarang ditemui ialah Cannabis ruderalis. Jenis ini diidentifikasi oleh ahli botani asal Rusia, D.E. Janischevisky, pada 1924.
Menurut Warf, ganja diyakini telah mengalami evolusi di padang stepa Asia Tengah, khususnya di daerah Mongolia dan Siberia selatan. Mengutip buku Marihuana: The First Twelve Thousand Years (Springer, 1980), dia mengatakan ganja sudah digunakan sejak 12 ribu tahun lalu. “Kemungkinan berkembang saat masa berburu di zaman prasejarah,” ujar dia.
Biji ganja terbakar dari tahun 3000 tahun sebelum Masehi ditemukan di gundukan pemakaman Kurgan di Siberia. Objek yang sama juga ditemukan di pemakaman bangsawan di wilayah Xinjiang, Cina, tahun 2500 sebelum Masehi.
Catatan pertama dari penggunaan ganja sebagai obat ditemukan pertama kali pada 4000 sebelum Masehi. Ramuan tersebut digunakan untuk anastesi selama pembedahan. Catatan Cina kuno tersebut menjelaskan Kaisar Cina Shen Nung yang pertama memakai anastesi dari ganja itu. Hanya memang keberadaan Shen Nung sebagai tokoh nyata atau fiktif masih jadi perdebatan hingga saat ini.
Dari Cina, Warf menulis, petani membawa panci berisi ramuan ganja ke Korea pada 2000 sebelum Masehi. Tanaman yang juga dikenal sebagai kanabis ini sampai ke wilayah Asia Selatan antara tahun 2000 sampai 1000 sebelum Masehi atau bertepatan saat wilayah tersebut diserang oleh bangsa Arya.
Lantas, ganja menjadi populer sebagai obat di India. Di Tanah Hindustan itu ganja dinobatkan sebagai lima raja obat herbal.
Dari India, ganja datang ke daratan Timur Tengah sekitar tahun 1400 sebelum Masehi. Kemungkinan besar, hanya kelompok Scythians—kelompok Indo-Eropa yang nomaden—yang menggunakan ganja. Warf menduga kelompok inilah yang membawa marijuana atau kanabis ke tenggara Rusia dan Ukraina. “Kelompok ini menduduki dua wilayah tersebut selama bertahun-tahun,” kata dia.
Suku-suku Germanik di Prusia kemudian membawanya ke daratan Inggris pada abad ke-5 melalui invasi Anglo-Saxon. Itu terbukti dari biji ganja yang ditemukan di kapal Viking. Selama beberapa abad berikutnya, ganja bermigrasi ke berbagai wilayah dunia. Perjalanan itu melalui Afrika dan mencapai Amerika Latin pada abad ke-19.
Setelah perjalanan panjang itu, ganja akhirnya datang ke Amerika Serikat pada awal abad ke-20. Tepatnya ganja tiba di barat daya Negeri Abang Sam. Di wilayah ini ganja dibawa oleh imigran gelap dari Meksiko selama Revolusi Meksiko pada 1910-1911. “Banyak prasangka gelap dan ketakutan bersifat rasis terhadap ganja saat itu,” kata Warf.
Ketakutan tersebut berdampak hingga saat ini. Amerika tak pernah mengizinkan warganya untuk menghisap ganja jenis Cannabis sativa L dan Cannabis sativa, yang datang pertama kali di Utah pada 1915. Enam belas tahun setelahnya, atau pada 1931, sebanyak 29 negara bagian Amerika memberi cap ilegal pada ganja.
Harry Aslinger, kata Warf, menjadi komisaris pertama dari Federal Bureau of Narcotics (FBN) pada 1930 yang berupaya untuk membuat ganja ilegal di Amerika. Kemudian pada 1937, undang-undang tentang mariyuana menempatkan ganja di bawah payung peraturan Drug Enforcment Agency. Imbasnya, tiap-tiap individu dilarang menyimpan dan memakai ganja.
Warf mengatakan saat ini FBN memasukkan ganja ke dalam kategori obat yang diawasi bersama dengan heroin dan LSD. “Ini menunjukkan potensi tinggi penyalahgunaan ganja,” ujarnya. (tempo)
Dalam laporan temuan tersebut, Barney Warf—anggota penelitian—mengungkap bagaimana penggunaan ganja yang berasal dari ribuan tahun lalu di Asia. Sejak saat itu, tanaman ini menyebar ke berbagai daerah, termasuk daratan Benua Amerika.
“Secara luas selama masa pramodern mariyuana digunakan sebagai obat dan tanaman spiritual,” kata Warf, yang juga seorang profesor geografi sejarah di University of Kansas, seperti dikutip dari Livescience, Selasa, 21 Oktober 2014.
Dia memberi contoh Viking dan masyarakat Prusia kuno (sekarang Jerman) menggunakan ganja untuk menghilangkan rasa sakit saat melahirkan dan sakit gigi. Teori bahwa ganja adalah tanaman “jahat”, menurut Warf, baru muncul belakangan. “Pandangan tersebut merupakan ‘anomali sejarah’.”
Warf mengatakan ada dua subspecies akrab ganja. Pertama adalah Cannabis sativa, yang dikenal sebagai ganja dengan kandungan zat psikoaktif. Jenis kedua ialah Cannabis sativa L(L merupakan nama untuk menghormati ahli botani Carolus Linneaus). Subspesies ini merupakan bentuk nonpsikoaktif ganja. Sebaliknya, jenis ini sering digunakan untuk membuat bahan bakar minyak dan kain.
Spesies psikoaktif lainnya ialah jenis Cannabis indica. Tanaman jenis ini diidentifikasi oleh naturalis asal Prancis, Jean-Baptiste Lamarck. Jenis psikoaktif ketiga yang jarang ditemui ialah Cannabis ruderalis. Jenis ini diidentifikasi oleh ahli botani asal Rusia, D.E. Janischevisky, pada 1924.
Menurut Warf, ganja diyakini telah mengalami evolusi di padang stepa Asia Tengah, khususnya di daerah Mongolia dan Siberia selatan. Mengutip buku Marihuana: The First Twelve Thousand Years (Springer, 1980), dia mengatakan ganja sudah digunakan sejak 12 ribu tahun lalu. “Kemungkinan berkembang saat masa berburu di zaman prasejarah,” ujar dia.
Biji ganja terbakar dari tahun 3000 tahun sebelum Masehi ditemukan di gundukan pemakaman Kurgan di Siberia. Objek yang sama juga ditemukan di pemakaman bangsawan di wilayah Xinjiang, Cina, tahun 2500 sebelum Masehi.
Catatan pertama dari penggunaan ganja sebagai obat ditemukan pertama kali pada 4000 sebelum Masehi. Ramuan tersebut digunakan untuk anastesi selama pembedahan. Catatan Cina kuno tersebut menjelaskan Kaisar Cina Shen Nung yang pertama memakai anastesi dari ganja itu. Hanya memang keberadaan Shen Nung sebagai tokoh nyata atau fiktif masih jadi perdebatan hingga saat ini.
Dari Cina, Warf menulis, petani membawa panci berisi ramuan ganja ke Korea pada 2000 sebelum Masehi. Tanaman yang juga dikenal sebagai kanabis ini sampai ke wilayah Asia Selatan antara tahun 2000 sampai 1000 sebelum Masehi atau bertepatan saat wilayah tersebut diserang oleh bangsa Arya.
Lantas, ganja menjadi populer sebagai obat di India. Di Tanah Hindustan itu ganja dinobatkan sebagai lima raja obat herbal.
Dari India, ganja datang ke daratan Timur Tengah sekitar tahun 1400 sebelum Masehi. Kemungkinan besar, hanya kelompok Scythians—kelompok Indo-Eropa yang nomaden—yang menggunakan ganja. Warf menduga kelompok inilah yang membawa marijuana atau kanabis ke tenggara Rusia dan Ukraina. “Kelompok ini menduduki dua wilayah tersebut selama bertahun-tahun,” kata dia.
Suku-suku Germanik di Prusia kemudian membawanya ke daratan Inggris pada abad ke-5 melalui invasi Anglo-Saxon. Itu terbukti dari biji ganja yang ditemukan di kapal Viking. Selama beberapa abad berikutnya, ganja bermigrasi ke berbagai wilayah dunia. Perjalanan itu melalui Afrika dan mencapai Amerika Latin pada abad ke-19.
Setelah perjalanan panjang itu, ganja akhirnya datang ke Amerika Serikat pada awal abad ke-20. Tepatnya ganja tiba di barat daya Negeri Abang Sam. Di wilayah ini ganja dibawa oleh imigran gelap dari Meksiko selama Revolusi Meksiko pada 1910-1911. “Banyak prasangka gelap dan ketakutan bersifat rasis terhadap ganja saat itu,” kata Warf.
Ketakutan tersebut berdampak hingga saat ini. Amerika tak pernah mengizinkan warganya untuk menghisap ganja jenis Cannabis sativa L dan Cannabis sativa, yang datang pertama kali di Utah pada 1915. Enam belas tahun setelahnya, atau pada 1931, sebanyak 29 negara bagian Amerika memberi cap ilegal pada ganja.
Harry Aslinger, kata Warf, menjadi komisaris pertama dari Federal Bureau of Narcotics (FBN) pada 1930 yang berupaya untuk membuat ganja ilegal di Amerika. Kemudian pada 1937, undang-undang tentang mariyuana menempatkan ganja di bawah payung peraturan Drug Enforcment Agency. Imbasnya, tiap-tiap individu dilarang menyimpan dan memakai ganja.
Warf mengatakan saat ini FBN memasukkan ganja ke dalam kategori obat yang diawasi bersama dengan heroin dan LSD. “Ini menunjukkan potensi tinggi penyalahgunaan ganja,” ujarnya. (tempo)
Labels:
saintech,
Zona Bebas
0 Komentar untuk "Sejarah Ganja Dari Obat, Bahan Bakar Hingga Zat Memabukkan"
Harap Maklum Masbro, Komentar dengan Link Aktif Otomatis Terhapus. Trims