Pabrik sperma pada tubuh pria, adalah testis. Nah, 'pabrik sperma' seperti apa yang bisa bekerja dengan optimal agar nantinya sperma yang dihasilkan jumlahnya memadai dan memiliki kualitas yang baik? "Kulit testis atau skrotumnya yang benar itu yang berkerut.
Mengapa? karena kalau yang berkerut itu kalau ditarik kan permukaannya luas dan itu bisa mempermudah mengeluarkan panas," jelas Dokter RSUP Fatmawati; dr Nugroho Setiawan, MS, SpAnd.
Dengan mudah mengeluarkan panas, maka hal itu akan menjaga suhu testis. Nah, agar spermatogenesis bisa bekerja dengan optimal, suhu testis harus empat derajat lebih rendah dari suhu tubuh.
Untuk warna skrotum, yang baik adalah skrotum dengan warna hitam, dalam artian warnanya lebih hitam dari warna kulit perut. Hal itu memanadakan bahwa skrotum berpigmen.
"Ini menunjukkan bahwa adanya kecukupan dari hormon testosteron yang berperan dalam pembentukan sperma. Jika hormonnya cukup, maka sperma yang dihasilkan pun baik dan jumlahnya cukup".
Selain itu, agar suhu testis tetap empat derajat lebih rendah dari suhu tubuh, maka posisi yang paling baik adalah menggantung. Dengan posisi seperti itu, otot di testis bisa bekerja dengan baik.
misalkan di daerah yang suhunya dingin, seperti di Puncak, otot akan menarik testis agar lebih menempel ke tubuh dan suhunya tetap empat derajat lebih rendah dari suhu tubuh. Begitu juga saat suhu panas, maka testis akan diturunkan supaya agak menjauh dari tubuh.
"Kalau skrotumnya itu berwarna putih, tidak berkerut, dan posisinya tidak terlalu menggantung, spermatogenesisnya tidak bisa bekerja dengan optimal".
Menurut parameter WHO tahun 2012 jumlah minimal sperma yaitu 15 juta per mililiter. Gerakan yang normal yaitu progresif (lurus ke depan) dan bentuk (morfologi) sperma yang normal yakni ekornya lurus, tidak bengkok atau patah, kepalanya lonjong, lehernya tidak terdapat sisa sitoplasma, dan di kepala sperma ada akrosom. (dtkhealth)
Dengan mudah mengeluarkan panas, maka hal itu akan menjaga suhu testis. Nah, agar spermatogenesis bisa bekerja dengan optimal, suhu testis harus empat derajat lebih rendah dari suhu tubuh.
Untuk warna skrotum, yang baik adalah skrotum dengan warna hitam, dalam artian warnanya lebih hitam dari warna kulit perut. Hal itu memanadakan bahwa skrotum berpigmen.
"Ini menunjukkan bahwa adanya kecukupan dari hormon testosteron yang berperan dalam pembentukan sperma. Jika hormonnya cukup, maka sperma yang dihasilkan pun baik dan jumlahnya cukup".
Selain itu, agar suhu testis tetap empat derajat lebih rendah dari suhu tubuh, maka posisi yang paling baik adalah menggantung. Dengan posisi seperti itu, otot di testis bisa bekerja dengan baik.
misalkan di daerah yang suhunya dingin, seperti di Puncak, otot akan menarik testis agar lebih menempel ke tubuh dan suhunya tetap empat derajat lebih rendah dari suhu tubuh. Begitu juga saat suhu panas, maka testis akan diturunkan supaya agak menjauh dari tubuh.
"Kalau skrotumnya itu berwarna putih, tidak berkerut, dan posisinya tidak terlalu menggantung, spermatogenesisnya tidak bisa bekerja dengan optimal".
Menurut parameter WHO tahun 2012 jumlah minimal sperma yaitu 15 juta per mililiter. Gerakan yang normal yaitu progresif (lurus ke depan) dan bentuk (morfologi) sperma yang normal yakni ekornya lurus, tidak bengkok atau patah, kepalanya lonjong, lehernya tidak terdapat sisa sitoplasma, dan di kepala sperma ada akrosom. (dtkhealth)
Baca Juga : 5 Cara Tepat Memberi ASI di Tempat Umum
0 Komentar untuk "Apakah Sperma Berkualitas, Cek Testis Mu ! "
Harap Maklum Masbro, Komentar dengan Link Aktif Otomatis Terhapus. Trims