Mainan Helikopter RC (remot control) adalah sejenis robot RC yang berbentuk helikopter. Kebanyakan orang menyebut setiap yang menggunakan remote kontrol adalah robot. Ternyata memang setiap benda yang dapat digerakkan dengan baterai, baik menggunakan remot ataupun sudah terprogram langsung didalam unitnya adalah sebuah robot.
Meskipun tidak selalu identik dengan wujud robot yang selama ini kita pahami. Bisa saja mainan RC ini berbentuk mobil RC, Pesawat RC dan helikopter RC.
Kali ini saya hanya ingin berbagi pengalaman memainkan robot rc yang berwujud helikopter yang biasa kita jumpai di mall-mall dengan demo terbangnya yang dimainkan oleh penjual mainan untuk menarik minat anak-anak agar dibelikan oleh orang tuanya.
Sebenarnya saya sudah lama ingin memiliki sebuah helikopter RC, namun khawatir harganya cukup mahal sehingga untuk bertanyapun pada penjual mainan merasa berat. Jadinya saya hanya membelikan mobil RC buat anak. Nah karena rasa penasaran yang makin tinggi terlebih melihat teman sudah ahli dalam menerbangkan helikopter RC akhirnya saya pun membeli 1 unit helikopter RC seharga 150.000 rupiah. (gak tau mahal atau murah?)
Niat awal membeli helikopter tersebut adalah untuk anak. tapi setelah saya coba menerbangkannya akhirnya niat itu saya pending sementara karena ternyata untuk menerbangkan mainan helikopter rc tidak semudah yang terlihat saat demonya.
Saya coba menerbangkan mainan helikopter rc tersebut di dalam rumah, maklumlah kalau dibawa keluar masih gak pede karena merasa sudah lewat umur meskipun masih ada bapak-bapak yang memainkan helikopter atau pesawat RC dalam bentuk aeromodelling sport. Bahkan pakai kompetisi yang dilombakan.
Namanya main dalam rumah tentu tidak sebebas memainkan di lapangan terbuka. Disamping kita tidak bisa menggas helikopter dengan full juga harus menghindari plafon atau lampu yang menggantung.
Awalnya percobaan menerbangkan helikopter rc berjalan mulus, meski mengalami turbulensi, helikopter rc masih bisa saya tangkap sehingga tidak jatuh terhempas kelantai. setelah beberapa hari latihan akhirnya saya sudah cukup bisa melakukan akrobatik di area yang terbatas tersebut.
Namun malang, karena keasyikan saya malah menarik remote gas helikopter tersebut terlalu kencang. akibatnya sungguh fatal. Helikopter langsung menabrak plafon atap dan jatuh terpental hingga ke lantai. setelah saya periksa ternyata rotor belakang dari heli tersebut patah dan heli tidak dapat lagi diterbangkan dengan normal.
Sekarang helikopter RC tersebut hanya jadi pajangan dan anak saya pun dapat memainkannya secara manual alias diterbangkan dengan tetap berada dalam genggaman anak plus ditambah suara mesin yang keluar dari mulutnya. ngeeeeeng....ngeeeeng.... (kacian deh... :'( )
Berdasarkan pengalaman buruk saya memainkan helikopter rc dalam ruangan tertutup saya sarankan buat sobat yang kebetulan baru saja membeli mainan ini untuk jangan mengulangi pengalaman buruk saya. Kalau mau menerbangkan helikopter rc ini carialah lapangan terbuka. agar mainan rc anda tidak rusak dan hancur jika terjadi turbulensi atau salah akrobat saat memainkan remotnya.
Baca Juga ; Tips Membeli Mainan Remote Control (RC)
Meskipun tidak selalu identik dengan wujud robot yang selama ini kita pahami. Bisa saja mainan RC ini berbentuk mobil RC, Pesawat RC dan helikopter RC.
Kali ini saya hanya ingin berbagi pengalaman memainkan robot rc yang berwujud helikopter yang biasa kita jumpai di mall-mall dengan demo terbangnya yang dimainkan oleh penjual mainan untuk menarik minat anak-anak agar dibelikan oleh orang tuanya.
Sebenarnya saya sudah lama ingin memiliki sebuah helikopter RC, namun khawatir harganya cukup mahal sehingga untuk bertanyapun pada penjual mainan merasa berat. Jadinya saya hanya membelikan mobil RC buat anak. Nah karena rasa penasaran yang makin tinggi terlebih melihat teman sudah ahli dalam menerbangkan helikopter RC akhirnya saya pun membeli 1 unit helikopter RC seharga 150.000 rupiah. (gak tau mahal atau murah?)
Niat awal membeli helikopter tersebut adalah untuk anak. tapi setelah saya coba menerbangkannya akhirnya niat itu saya pending sementara karena ternyata untuk menerbangkan mainan helikopter rc tidak semudah yang terlihat saat demonya.
Saya coba menerbangkan mainan helikopter rc tersebut di dalam rumah, maklumlah kalau dibawa keluar masih gak pede karena merasa sudah lewat umur meskipun masih ada bapak-bapak yang memainkan helikopter atau pesawat RC dalam bentuk aeromodelling sport. Bahkan pakai kompetisi yang dilombakan.
Namanya main dalam rumah tentu tidak sebebas memainkan di lapangan terbuka. Disamping kita tidak bisa menggas helikopter dengan full juga harus menghindari plafon atau lampu yang menggantung.
Awalnya percobaan menerbangkan helikopter rc berjalan mulus, meski mengalami turbulensi, helikopter rc masih bisa saya tangkap sehingga tidak jatuh terhempas kelantai. setelah beberapa hari latihan akhirnya saya sudah cukup bisa melakukan akrobatik di area yang terbatas tersebut.
Namun malang, karena keasyikan saya malah menarik remote gas helikopter tersebut terlalu kencang. akibatnya sungguh fatal. Helikopter langsung menabrak plafon atap dan jatuh terpental hingga ke lantai. setelah saya periksa ternyata rotor belakang dari heli tersebut patah dan heli tidak dapat lagi diterbangkan dengan normal.
Sekarang helikopter RC tersebut hanya jadi pajangan dan anak saya pun dapat memainkannya secara manual alias diterbangkan dengan tetap berada dalam genggaman anak plus ditambah suara mesin yang keluar dari mulutnya. ngeeeeeng....ngeeeeng.... (kacian deh... :'( )
Berdasarkan pengalaman buruk saya memainkan helikopter rc dalam ruangan tertutup saya sarankan buat sobat yang kebetulan baru saja membeli mainan ini untuk jangan mengulangi pengalaman buruk saya. Kalau mau menerbangkan helikopter rc ini carialah lapangan terbuka. agar mainan rc anda tidak rusak dan hancur jika terjadi turbulensi atau salah akrobat saat memainkan remotnya.
Baca Juga ; Tips Membeli Mainan Remote Control (RC)
Labels:
Otomotif,
Zona Bebas
0 Komentar untuk "Pengalaman Main Helikopter RC Akhirnya.."
Harap Maklum Masbro, Komentar dengan Link Aktif Otomatis Terhapus. Trims