Oknum pegawai kantor pos indonesia, demi receh ribuan rupiah per orang rela menggadaikan iman dan kredibilitas instansi. Hati-hati memperhatikan proses penimbangan paket pos atau surat kilat sobat.
Bayangkan kalo dalam sehari ada 100 orang yang mengirimkan paket pos baik kilat maupun biasa atau surat kilat dan di curangi sampai 5000 rupiah, maka oknum petugas pos tersebut telah mengantongi pungli sebanyak 100 orang x Rp. 5000 = Rp.500.000 (lima ratus ribu rupiah) per hari.
wow cukup lumayan tuh apalagi kalo dalam sebulan bisa dapat Rp. 12.000.000 (dua belas jeti rupiah bos..!!!). itu baru 100 orang apalagi sampe 500 atau bahkan seribu orang sehari, hitung saja sendiri berapa pungli yang tanpa sadar harus dibayarkan konsumen pos indonesia.
Pengalaman ini diceritakan sobat saya saat mengirimkan paket dan iseng memperhatikan layar komputer timbangan elektronik sewaktu pegawai pos menimbang berat paket di kantor pos. sewaktu ditimbang tertera berat barang 3,7 kg dan disebutkan tarif pengiriman paket pos sebesar Rp. 40.000. setelah menandatangai resi biaya pengiriman pun di bayar.
Sesampai di rumah dia kembali memeriksa resi bukti terima kiriman paket pos tadi dan membacanya, namun ada kejanggalan dimana pada resi tertulis berat paket yang dikirm tadi 4kg padahal sewaktu ditimbang beratnya hanya 3,7kg.
setelah melihat beberapa rincian pembayaran berupa bea kirim, PPN 1%, HTNB total biaya yang harus dibayarkan cuma Rp. 33.xxx (tiga puluh tiga ribu sekian2), berarti ada selisih Rp. 6.xxx (enam ribu sekian2) dari yang dibayarkan Rp. 40.000 tadi.
Berdasarkan pengalaman tersebut saya menghimbau kepada seluruh pengguna jasa layanan agar lebih teliti dalam melakukan proses pembayaran atas jasa atau pembelian suatu produk, karena hal senada juga pernah heboh yang melibatkan mart (mini market swalayan) yang cukup ternama di tanah air, yaitu permainan harga yang tertera dibarang berbeda dengan katalog harga yang berada di komputer kasir sehingga konsumen telah ditipu dengan sistem harga murah tapi dibayar mahal.
Semoga contoh kasus oknum pegawai pos nakal tersebut tidak terjadi masif diseluruh kantor pos yang ada di Indonesia, kalo itu telah merata di negeri ini berarti program korupsi berjamaah dan pungli benar-benar telah menjangkiti warga negara ini mulai dari Instansi Pemerintah, TNI/Polri, BUMN/BUMD, Anggota Dewan sampai masyarakat awam dengan sistem parkir liar, uang keamanan preman dll.
Baca Juga : Cara Mudah Mengambil Paket di Kantor Pos
Bayangkan kalo dalam sehari ada 100 orang yang mengirimkan paket pos baik kilat maupun biasa atau surat kilat dan di curangi sampai 5000 rupiah, maka oknum petugas pos tersebut telah mengantongi pungli sebanyak 100 orang x Rp. 5000 = Rp.500.000 (lima ratus ribu rupiah) per hari.
wow cukup lumayan tuh apalagi kalo dalam sebulan bisa dapat Rp. 12.000.000 (dua belas jeti rupiah bos..!!!). itu baru 100 orang apalagi sampe 500 atau bahkan seribu orang sehari, hitung saja sendiri berapa pungli yang tanpa sadar harus dibayarkan konsumen pos indonesia.
Pengalaman ini diceritakan sobat saya saat mengirimkan paket dan iseng memperhatikan layar komputer timbangan elektronik sewaktu pegawai pos menimbang berat paket di kantor pos. sewaktu ditimbang tertera berat barang 3,7 kg dan disebutkan tarif pengiriman paket pos sebesar Rp. 40.000. setelah menandatangai resi biaya pengiriman pun di bayar.
Sesampai di rumah dia kembali memeriksa resi bukti terima kiriman paket pos tadi dan membacanya, namun ada kejanggalan dimana pada resi tertulis berat paket yang dikirm tadi 4kg padahal sewaktu ditimbang beratnya hanya 3,7kg.
setelah melihat beberapa rincian pembayaran berupa bea kirim, PPN 1%, HTNB total biaya yang harus dibayarkan cuma Rp. 33.xxx (tiga puluh tiga ribu sekian2), berarti ada selisih Rp. 6.xxx (enam ribu sekian2) dari yang dibayarkan Rp. 40.000 tadi.
Berdasarkan pengalaman tersebut saya menghimbau kepada seluruh pengguna jasa layanan agar lebih teliti dalam melakukan proses pembayaran atas jasa atau pembelian suatu produk, karena hal senada juga pernah heboh yang melibatkan mart (mini market swalayan) yang cukup ternama di tanah air, yaitu permainan harga yang tertera dibarang berbeda dengan katalog harga yang berada di komputer kasir sehingga konsumen telah ditipu dengan sistem harga murah tapi dibayar mahal.
Semoga contoh kasus oknum pegawai pos nakal tersebut tidak terjadi masif diseluruh kantor pos yang ada di Indonesia, kalo itu telah merata di negeri ini berarti program korupsi berjamaah dan pungli benar-benar telah menjangkiti warga negara ini mulai dari Instansi Pemerintah, TNI/Polri, BUMN/BUMD, Anggota Dewan sampai masyarakat awam dengan sistem parkir liar, uang keamanan preman dll.
Baca Juga : Cara Mudah Mengambil Paket di Kantor Pos
Labels:
saintech
0 Komentar untuk "Perhatikan Timbangan Paket Pos Agar Tidak Dicurangi"
Harap Maklum Masbro, Komentar dengan Link Aktif Otomatis Terhapus. Trims