Jalanan yang mulus adalah dambaan setiap pengemudi kendaraan seperti mobil, motor atau sepeda serta pejalan kaki. Di negeri ini hanya ada satu instansi yang berwenang mengurus jalan umum yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan swadaya masyarakat membangun jalan kompleks dengan sistem pengecoran menggunakan semen.
Sebagaimana kita lihat dan temui dilapangan. bahwa proses mengerjaan jalan dari tahap pengusulan dari masyarakat sampai proses pembangunan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan hingga bertahun-tahun baru dapat terealisasi, alasannya sangat sederhana, yaitu keterbatasan dana alokasi pembangunan.
Pembangunan jalan masih lebih difokuskan untuk daerah perkotaan, sedangkan daerah penyangga masih direncanakan setengah hati. buktinya ketika ada kerusakan jalan di sekitar wilayah kota dan pusat kota maka dalam waktu singkat akan ada pengerjaan jalan dengan sistem tambal sulam atau bahkan benar-benar di aspal secara luas.
Bandingkan dengan jalan yang berada di arah luar kota, seperti jalan by pass atau jalan diperkampungan. jika terjadi kerusakan dibeberapa titik maka akan tetap seperti itu dalam beberapa tahun dan ketika sudah benar-benar hancur barulah dinas PU melakukan sistem tambal sulam dan itupun tidak bertahan lama, namanya juga proyek yang penting dana kegiatan cair.
Kerusakan jalan disebabkan oleh banyak faktor disamping kualitas pembangunan jalan yang memang tidak sesuai standar atau asal jadi juga dipengaruhi faktor eksternal lainnya, berupa kondisi cuaca, berat kendaraan yang melebihi kapasitas jalan dan kerusakan yang disebabkan oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab.
Sering kita melihat kerusakan jalan disebabkan oleh aktivitas 4 perusahaan yang banyak bergerak di bawah tanah, yaitu perusahaan telekomunikasi, PLN, PDAM dan sedikit andil oleh perusahaan Gas Negara (PGN).
Jika ada pemasangan jaringan baru atau perbaikan jaringan yang berada di bawah tanah maka telkom dan PLN sering melakukan penggalian tanpa koordinasi dengan instansi terkait. Lebih parahnya lagi bekas galian yang kebetulan membelah atau melubangi jalan raya sering tidak ditutup dengan baik, sebagaimana sebelum mereka bongkar.
Begitu juga dengan PDAM, disamping mereka melakukan pemasangan atau perbaikan instalasi air terkadang kebocoran pipa PDAM yang berada di bawah jalan juga menjadi sebab kerusakan aspal jalan, sehingga jalanan selalu tergenang air dan lambat laun menjadi hancur.
ketiga perusahaan bumn dan bumd tersebut terkadang tidak hanya merusak jalan dengan jaringan mereka bahkan taman kota pun tidak luput dari aksi pembongkaran serampangan. Hal ini akan sangat merusak tata kota dan pemandangan kota menjadi semakin semrawut ditambah lagi dengan semrawutnya arus lalu lintas.
Kita sebagai masyarakat hanya bisa berharap agar sesama instansi pemerintah dan BUMN/BUMD dapat saling berkoordinasi dalam melakukan aktivitas mereka sehingga pemakai jalan tidak merasa dirugikan,, padahal kita adalah warga negara yang taat pajak.
Baca Juga : Etika Berkendara dijalan Raya Masih Adakah?
Sebagaimana kita lihat dan temui dilapangan. bahwa proses mengerjaan jalan dari tahap pengusulan dari masyarakat sampai proses pembangunan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan hingga bertahun-tahun baru dapat terealisasi, alasannya sangat sederhana, yaitu keterbatasan dana alokasi pembangunan.
Pembangunan jalan masih lebih difokuskan untuk daerah perkotaan, sedangkan daerah penyangga masih direncanakan setengah hati. buktinya ketika ada kerusakan jalan di sekitar wilayah kota dan pusat kota maka dalam waktu singkat akan ada pengerjaan jalan dengan sistem tambal sulam atau bahkan benar-benar di aspal secara luas.
Bandingkan dengan jalan yang berada di arah luar kota, seperti jalan by pass atau jalan diperkampungan. jika terjadi kerusakan dibeberapa titik maka akan tetap seperti itu dalam beberapa tahun dan ketika sudah benar-benar hancur barulah dinas PU melakukan sistem tambal sulam dan itupun tidak bertahan lama, namanya juga proyek yang penting dana kegiatan cair.
Kerusakan jalan disebabkan oleh banyak faktor disamping kualitas pembangunan jalan yang memang tidak sesuai standar atau asal jadi juga dipengaruhi faktor eksternal lainnya, berupa kondisi cuaca, berat kendaraan yang melebihi kapasitas jalan dan kerusakan yang disebabkan oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab.
Sering kita melihat kerusakan jalan disebabkan oleh aktivitas 4 perusahaan yang banyak bergerak di bawah tanah, yaitu perusahaan telekomunikasi, PLN, PDAM dan sedikit andil oleh perusahaan Gas Negara (PGN).
Jika ada pemasangan jaringan baru atau perbaikan jaringan yang berada di bawah tanah maka telkom dan PLN sering melakukan penggalian tanpa koordinasi dengan instansi terkait. Lebih parahnya lagi bekas galian yang kebetulan membelah atau melubangi jalan raya sering tidak ditutup dengan baik, sebagaimana sebelum mereka bongkar.
Begitu juga dengan PDAM, disamping mereka melakukan pemasangan atau perbaikan instalasi air terkadang kebocoran pipa PDAM yang berada di bawah jalan juga menjadi sebab kerusakan aspal jalan, sehingga jalanan selalu tergenang air dan lambat laun menjadi hancur.
ketiga perusahaan bumn dan bumd tersebut terkadang tidak hanya merusak jalan dengan jaringan mereka bahkan taman kota pun tidak luput dari aksi pembongkaran serampangan. Hal ini akan sangat merusak tata kota dan pemandangan kota menjadi semakin semrawut ditambah lagi dengan semrawutnya arus lalu lintas.
Kita sebagai masyarakat hanya bisa berharap agar sesama instansi pemerintah dan BUMN/BUMD dapat saling berkoordinasi dalam melakukan aktivitas mereka sehingga pemakai jalan tidak merasa dirugikan,, padahal kita adalah warga negara yang taat pajak.
Baca Juga : Etika Berkendara dijalan Raya Masih Adakah?
Labels:
Fenomena,
Zona Bebas
0 Komentar untuk "Inilah 4 Perusahaan Perusak Jalan Raya"
Harap Maklum Masbro, Komentar dengan Link Aktif Otomatis Terhapus. Trims