Sejarah senjata tentara Indonesia. Setelah melewati masa krisis ekonomi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus berupaya memperbaiki kekuatannya agar kembali diakui dunia. Namun, semua itu tak bisa dilakukan secara menyeluruh, melainkan satu per satu.
Markas Besar (Mabes) TNI juga telah menetapkan minimum essential power, atau kekuatan dasar minimal hingga 2019 mendatang. Berbagai kendaraan perang sudah didatangkan, mulai dari jet tempur Su-27 dan terakhir tank Leopard.
Di samping kendaraan perang, senapan serbu juga memiliki peran sentral dalam menjalankan sebuah operasi militer. Peluru yang bisa ditembakkan lebih dari satu kali dalam satu menit bisa membuat lawan gentar berhadapan secara langsung.
Berikut deretan senapan serbu yang pernah dimilik TNI dari asing maupun dalam negeri:
1. M1 Garand
M1 Garand pernah menjadi senapan serbu terbaik yang dimiliki pasukan sekutu saat berlangsungnya Perang Dunia Kedua. Senapan semi-otomatis pertama ini sempat dijadikan senapan standar untuk infanteri.
M1 Garand menggunakan peluru .30-06 Springfield berkaliber 7.6263 mm atau standar NATO 7.6251mm NATO .308 Winchester. Saat ditembakkan, senapan ini mampu meletuskan 4050 peluru per menit.
Sejak diperkenalkan pertama kali kepada publik sampai proses produksinya dihentikan, M1 Garand telah memiliki berbagai 37 varian, baik versi militer maupun nonmiliter. Tak hanya AS, senapan ini sempat dipakai TNI dalam perang kemerdekaan yang berlangsung selama 1945-1949.
Ketika dibuat, M1 Garand dibuat untuk menggantikan senapan Springfield M1903 yang juga pernah dipakai sebagai senjata reguler militer sejak 1936. Namun, penggunaan senjata ini mulai tergantikan oleh M-14 pada 1957.
Ketika itu TNI mendapatkan 55 ribu senapan M1 dan 78.000 M1C hingga 1971. Beberapa di antaranya didapatkan dari Italia.
2. AK-47
Avtomat Kalashnikova 1947 atau AK-47 merupakan senjata terbaik yang pernah dibuat Uni Soviet semasa berlangsungnya perang dingin. Banyak pihak yang menyebut desain AK-47 mirip dengan senapan serbu buatan Nazi Jerman Sturmgewehr 44 atau dikenal dengan nama StG44. Kemiripan itu tak lepas dari upaya pembuatnya, Mikhail Kalashnikov yang lebih dulu mempelajari StG44 pada 1946.
AK-47 memiliki banyak keunggulan, salah satunya tidak pernah macet meski tercebur ke dalam lumpur sekalipun. Alhasil, senapan ini sangat disukai para gerilyawan, teroris, dan tentara di banyak negara. Diperkirakan seratus juta senjata ciptaannya telah tersebar di seluruh dunia.
Senjata ini sempat jadi senapan serbu tentara Indonesia. Hubungan mesra antara Indonesia dan Uni Soviet membuat ribuan pucuk senjata AK-47 mengalir ke Indonesia tahun 1960an.
Saat itu hanya pasukan elite yang dapat jatah AK-47. Komando Pasukan Khusus yang dulu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), salah satunya.
3. M-16
Senapan ini menjadi senjata semi-otomatis pertama untuk mendukung upaya AS melindungi Vietnam Selatan dari tentara komunis Vietnam Utara. M16 adalah senapan serbu yang ringan, berkaliber 5.56 mm, air-cooled, beroperasi dengan sistem gas, menggunakan magazen, dan menggunakan bolt berputar.
Karakteristik M16 terbuat dari besi, alumunium, dan plastik komposit. Bahan tersebut membuatnya lebih ringan dan mudah dibawa oleh pasukan saat melakukan operasi di pedalaman.
Senapan M-16 menggunakan Magazen 5.56x45 mm. Terdapat empat versi M-16, yakni M16A1, yang menggunakan peluru U.S. M193/M196. M16 ini bisa ditembakan pada pilihan semi-otomatis maupun full-otomatis.
Kemudian M16A2, yang mulai dipakai sekitar tahun 1980. M16A2 menggunakan peluru M855/M856 yang didesain Belgia (dan kemudian dijadikan standar NATO 5.56 x 45 mm). M16A2 bisa menembak semi-otomatis dan burst tiga butir. Yang terakhir adalah M16A4, yang menjadi standar untuk Marinir AS pada Operasi Pembebasan Irak, menggantikan M16A2.
Tak banyak informasi berapa banyak senjata jenis ini yang diterima TNI dari AS selama Orde Baru berkuasa. Namun, beberapa di antaranya sudah dipakai dalam Operasi Seroja.
4. SS-1
SS-1 merupakan senapan pertama yang dibuat di dalam negeri. Senjata ini diproduksi PT Pindad Bandung, berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN), Belgia. Nama SS-1 merupakan kependekan dari Senapan Serbu 1.
Hampir seluruh satuan TNI dan Polri menggunakan senapan ini sebagai senjata utama. Bahkan dianggap wajib dipakai dalam setiap operasi dan sempat digunakan dalam operasi militer pasca-Seroja.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4,01 kg. SS-1 diproduksi dalam 2 konfigurasi utama, yaitu senapan standard dan karabin pendek.
Kedua varian itu dilengkapi laras yang berisi pelintiran tembakan tangan kanan sepanjang 178 mm yang berguna untuk men-stabilisasi peluru SS109 Belgia yang lebih berat.
Selain itu, SS-1 bisa dipasang berbagai Foregrip yang membuatnya nampak seperti M4A1 tanpa Red Dot Sight, varian Pelontar Granat (M203, M320 / GP25) dan berbagai Scope seperti Red Dot Sight, Holographic Sight dan ACOG Sight serta Mars Sight yang scopenya sudah menempel di senjata.
5. SS-2
Ini adalah senapan serbu terbaru dan teranyar buatan PT Pindad sekaligus generasi kedua dari SS-1. Dibanding saudara tuanya, SS-2 memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg. Bandingkan dengan SS-1 varian pertama yang memiliki berat kosong 4,01 kg.
Setelah diperkenalkan TNI AD langsung membeli 10 ribu pucuk pada 2006 yang terdiri atas tiga varian dasar, yakni standard rifle SS2-V1, carbine SS2-V2 dan para-sniper SS2-V4. Kini, juga tersedia dalam subcompact versi SS2-V5, yang dikenalkan pada 2008.
Produk ini kebanyakan dipakai seluruh pasukan elite TNI, seperti Kopaska, Kopassus maupun Paskhas. TNI sendiri telah memiliki lebih dari 25 ribu pucuk. (mdk)
Baca Juga : Hebat Mana AK47 atau M16
Markas Besar (Mabes) TNI juga telah menetapkan minimum essential power, atau kekuatan dasar minimal hingga 2019 mendatang. Berbagai kendaraan perang sudah didatangkan, mulai dari jet tempur Su-27 dan terakhir tank Leopard.
Di samping kendaraan perang, senapan serbu juga memiliki peran sentral dalam menjalankan sebuah operasi militer. Peluru yang bisa ditembakkan lebih dari satu kali dalam satu menit bisa membuat lawan gentar berhadapan secara langsung.
Berikut deretan senapan serbu yang pernah dimilik TNI dari asing maupun dalam negeri:
1. M1 Garand
M1 Garand pernah menjadi senapan serbu terbaik yang dimiliki pasukan sekutu saat berlangsungnya Perang Dunia Kedua. Senapan semi-otomatis pertama ini sempat dijadikan senapan standar untuk infanteri.
M1 Garand menggunakan peluru .30-06 Springfield berkaliber 7.6263 mm atau standar NATO 7.6251mm NATO .308 Winchester. Saat ditembakkan, senapan ini mampu meletuskan 4050 peluru per menit.
Sejak diperkenalkan pertama kali kepada publik sampai proses produksinya dihentikan, M1 Garand telah memiliki berbagai 37 varian, baik versi militer maupun nonmiliter. Tak hanya AS, senapan ini sempat dipakai TNI dalam perang kemerdekaan yang berlangsung selama 1945-1949.
Ketika dibuat, M1 Garand dibuat untuk menggantikan senapan Springfield M1903 yang juga pernah dipakai sebagai senjata reguler militer sejak 1936. Namun, penggunaan senjata ini mulai tergantikan oleh M-14 pada 1957.
Ketika itu TNI mendapatkan 55 ribu senapan M1 dan 78.000 M1C hingga 1971. Beberapa di antaranya didapatkan dari Italia.
2. AK-47
Avtomat Kalashnikova 1947 atau AK-47 merupakan senjata terbaik yang pernah dibuat Uni Soviet semasa berlangsungnya perang dingin. Banyak pihak yang menyebut desain AK-47 mirip dengan senapan serbu buatan Nazi Jerman Sturmgewehr 44 atau dikenal dengan nama StG44. Kemiripan itu tak lepas dari upaya pembuatnya, Mikhail Kalashnikov yang lebih dulu mempelajari StG44 pada 1946.
AK-47 memiliki banyak keunggulan, salah satunya tidak pernah macet meski tercebur ke dalam lumpur sekalipun. Alhasil, senapan ini sangat disukai para gerilyawan, teroris, dan tentara di banyak negara. Diperkirakan seratus juta senjata ciptaannya telah tersebar di seluruh dunia.
Senjata ini sempat jadi senapan serbu tentara Indonesia. Hubungan mesra antara Indonesia dan Uni Soviet membuat ribuan pucuk senjata AK-47 mengalir ke Indonesia tahun 1960an.
Saat itu hanya pasukan elite yang dapat jatah AK-47. Komando Pasukan Khusus yang dulu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), salah satunya.
3. M-16
Senapan ini menjadi senjata semi-otomatis pertama untuk mendukung upaya AS melindungi Vietnam Selatan dari tentara komunis Vietnam Utara. M16 adalah senapan serbu yang ringan, berkaliber 5.56 mm, air-cooled, beroperasi dengan sistem gas, menggunakan magazen, dan menggunakan bolt berputar.
Karakteristik M16 terbuat dari besi, alumunium, dan plastik komposit. Bahan tersebut membuatnya lebih ringan dan mudah dibawa oleh pasukan saat melakukan operasi di pedalaman.
Senapan M-16 menggunakan Magazen 5.56x45 mm. Terdapat empat versi M-16, yakni M16A1, yang menggunakan peluru U.S. M193/M196. M16 ini bisa ditembakan pada pilihan semi-otomatis maupun full-otomatis.
Kemudian M16A2, yang mulai dipakai sekitar tahun 1980. M16A2 menggunakan peluru M855/M856 yang didesain Belgia (dan kemudian dijadikan standar NATO 5.56 x 45 mm). M16A2 bisa menembak semi-otomatis dan burst tiga butir. Yang terakhir adalah M16A4, yang menjadi standar untuk Marinir AS pada Operasi Pembebasan Irak, menggantikan M16A2.
Tak banyak informasi berapa banyak senjata jenis ini yang diterima TNI dari AS selama Orde Baru berkuasa. Namun, beberapa di antaranya sudah dipakai dalam Operasi Seroja.
4. SS-1
SS-1 merupakan senapan pertama yang dibuat di dalam negeri. Senjata ini diproduksi PT Pindad Bandung, berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN), Belgia. Nama SS-1 merupakan kependekan dari Senapan Serbu 1.
Hampir seluruh satuan TNI dan Polri menggunakan senapan ini sebagai senjata utama. Bahkan dianggap wajib dipakai dalam setiap operasi dan sempat digunakan dalam operasi militer pasca-Seroja.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4,01 kg. SS-1 diproduksi dalam 2 konfigurasi utama, yaitu senapan standard dan karabin pendek.
Kedua varian itu dilengkapi laras yang berisi pelintiran tembakan tangan kanan sepanjang 178 mm yang berguna untuk men-stabilisasi peluru SS109 Belgia yang lebih berat.
Selain itu, SS-1 bisa dipasang berbagai Foregrip yang membuatnya nampak seperti M4A1 tanpa Red Dot Sight, varian Pelontar Granat (M203, M320 / GP25) dan berbagai Scope seperti Red Dot Sight, Holographic Sight dan ACOG Sight serta Mars Sight yang scopenya sudah menempel di senjata.
5. SS-2
Ini adalah senapan serbu terbaru dan teranyar buatan PT Pindad sekaligus generasi kedua dari SS-1. Dibanding saudara tuanya, SS-2 memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg. Bandingkan dengan SS-1 varian pertama yang memiliki berat kosong 4,01 kg.
Setelah diperkenalkan TNI AD langsung membeli 10 ribu pucuk pada 2006 yang terdiri atas tiga varian dasar, yakni standard rifle SS2-V1, carbine SS2-V2 dan para-sniper SS2-V4. Kini, juga tersedia dalam subcompact versi SS2-V5, yang dikenalkan pada 2008.
Produk ini kebanyakan dipakai seluruh pasukan elite TNI, seperti Kopaska, Kopassus maupun Paskhas. TNI sendiri telah memiliki lebih dari 25 ribu pucuk. (mdk)
Baca Juga : Hebat Mana AK47 atau M16
0 Komentar untuk "Koleksi Senapan Serbu TNI dan Sejarahnya"
Harap Maklum Masbro, Komentar dengan Link Aktif Otomatis Terhapus. Trims