Apakah kotoran manusia masih bermanfaat ? Kotoran pub manusia adalah sumber gas alternatif. Septic tank adalah tabung gas terbesar di sebuah rumah tangga. Dengan sedikit sentuhan teknologi kumpulan eek manusia tidak lagi sekedar kotoran yang mesti dijauhi tapi menjadi kotoran yang bernilai ekonomis.
Kenaikan harga elpiji tak membuat sejumlah pemuda di Kelurahan Balowerti, Kecamatan Kota, Kediri, resah. Sejak sepuluh tahun silam mereka telah meninggalkan tabung elpiji dan memanfaatkan kotoran manusia (tinja) sebagai sarana memasak.
Sedikitnya sebelas kamar toilet berjajar di area sanitasi masyarakat menjadi sarana memasak. Di sebuah kamar kecil ukuran 1,5 x 2 meter yang berada di deretan paling depan kompleks toilet inilah kesibukan memasak ini terlihat.
Sejumlah pemuda hilir mudik menenteng cangkir, panci kecil, mi instan, hingga aneka kopi sachet. Tak ada satu pun kompor maupun tabung elpiji yang dipergunakan untuk memasak. "Ini karena kami menggunakan gas tinja," kata Tohir, pengelola sanitasi, kepada Tempo, Selasa, 16 September 2014.
Sumber api yang keluar di sebuah lingkaran besi pengganti kompor itu berasal dari septic tank yang ditanam di area sanitasi. Tabung semen itu menampung pasokan sebelas toilet yang setiap hari diisi dengan kotoran manusia pengguna sanitasi. Pasokan itu menjadi rutin karena seluruh pengguna toilet adalah warga sekitar yang tercatat sebagai pelanggan sanitasi berbayar Rp 5.000 per kepala keluarga.
Pembangunan sanitasi berteknologi gas ini dibangun oleh Pemerintah Kota Kediri pada 2004 silam. Kala itu pemerintah sengaja mendirikan sanimas di lingkungan padat penduduk ini karena minimnya rumah yang memiliki WC.
Banyaknya volume tinja yang mengalir ke dalam septic tank inilah yang kemudian memicu pembangunan sarana teknologi gas. Gas yang terhubung melalui pipa itu mampu mengalir hingga radius 50 meter ke rumah sekitar sanimas.
Namun, lambat laun keberadaan gas tersebut mulai ditinggalkan. Program pembangunan MCK gratis dan pembagian kompor serta tabung LPG kepada masyarakat membuat jumlah pengunjung sanimas berkurang. Dari 80 KK yang menjadi pelanggan tetap sanimas, saat ini hanya tinggal 15 KK saja. (tempo)
Kenaikan harga elpiji tak membuat sejumlah pemuda di Kelurahan Balowerti, Kecamatan Kota, Kediri, resah. Sejak sepuluh tahun silam mereka telah meninggalkan tabung elpiji dan memanfaatkan kotoran manusia (tinja) sebagai sarana memasak.
Sedikitnya sebelas kamar toilet berjajar di area sanitasi masyarakat menjadi sarana memasak. Di sebuah kamar kecil ukuran 1,5 x 2 meter yang berada di deretan paling depan kompleks toilet inilah kesibukan memasak ini terlihat.
Sejumlah pemuda hilir mudik menenteng cangkir, panci kecil, mi instan, hingga aneka kopi sachet. Tak ada satu pun kompor maupun tabung elpiji yang dipergunakan untuk memasak. "Ini karena kami menggunakan gas tinja," kata Tohir, pengelola sanitasi, kepada Tempo, Selasa, 16 September 2014.
Sumber api yang keluar di sebuah lingkaran besi pengganti kompor itu berasal dari septic tank yang ditanam di area sanitasi. Tabung semen itu menampung pasokan sebelas toilet yang setiap hari diisi dengan kotoran manusia pengguna sanitasi. Pasokan itu menjadi rutin karena seluruh pengguna toilet adalah warga sekitar yang tercatat sebagai pelanggan sanitasi berbayar Rp 5.000 per kepala keluarga.
Pembangunan sanitasi berteknologi gas ini dibangun oleh Pemerintah Kota Kediri pada 2004 silam. Kala itu pemerintah sengaja mendirikan sanimas di lingkungan padat penduduk ini karena minimnya rumah yang memiliki WC.
Banyaknya volume tinja yang mengalir ke dalam septic tank inilah yang kemudian memicu pembangunan sarana teknologi gas. Gas yang terhubung melalui pipa itu mampu mengalir hingga radius 50 meter ke rumah sekitar sanimas.
Namun, lambat laun keberadaan gas tersebut mulai ditinggalkan. Program pembangunan MCK gratis dan pembagian kompor serta tabung LPG kepada masyarakat membuat jumlah pengunjung sanimas berkurang. Dari 80 KK yang menjadi pelanggan tetap sanimas, saat ini hanya tinggal 15 KK saja. (tempo)
Labels:
saintech
0 Komentar untuk "Tinja Manusia Sebagai Pengganti Elpiji"
Harap Maklum Masbro, Komentar dengan Link Aktif Otomatis Terhapus. Trims